Minggu, 27 Juli 2014

Komunitas Lingkaran Surga

1 Syawal 1435 H

Sempat terpikirkan oleh penulis, kenapa orang-orang yang frame berpikirnya sama selalu bisa "klop" walaupun segi geografisnya berbeda? Bahkan, bisa sampai tingkat nasional maupun internasional. Siapa yang mengenalkan mereka satu sama lain? Misalnya, orang yang suka bermain game dotA baik secara LAN(Local Area Network) maupun online sewaktu sekolah menengah atas, nantinya akan langsung "klop" dengan orang yang suka bermain dotA juga di kuliahnya (jika ia melanjutkan kuliah) atau di tempat kerjanya atau lingkungan manapun setelah ia menyelesaikan studi sekolah menengah atasnya. Mereka bisa bercengkrama seperti orang yang sudah berteman sejak kecil hanya dengan melihat kepiawaiannya dalam memainkan game tersebut walaupun tidak pernah bertemu tatap muka sebelumnya dan mereka terpisah antar benua.

Tidak hanya terjadi pada orang-orang yang suka bermain dotA. Pun juga terjadi pada semua orang yang memiliki frame berpikir sejenis. Misalnya, seorang aktifis dakwah, seorang study oriented, seorang fans klub sepak bola, dan lain-lain. Ya, walaupun semuanya dipersatukan oleh almamater atau perusahaan tempat bekerja masing-masing atau lingkungan tempat ia berada. Tetapi, dengan sendirinya akan terbentuk kelompok-kelompok kecil yang didasari oleh kesamaan frame berpikir tersebut. Seorang aktifis dakwah akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang aktifis dakwah juga di lingkungannya, seorang studi oriented akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang studi oriented juga di lingkungannya, seorang fans klub sepak bola tertentu akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang fans klub sepak bola tertentu juga di lingkungannya, dst. Walaupun mereka tetap berteman dengan semua kalangan.

Sebelum melanjutkan artikel ini, penulis sebagai Ketua Umum FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi) atas nama seluruh pengurus mengucapkan mohon maaf lahir dan batin, semoga amal ibadah kita di satu bulan ramadhan kemarin diterima oleh Allah SWT dan juga kita berhasil memburu malam seribu bulan, aamiin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H.

Ternyata, memang seperti itulah manusia. Memiliki kecenderungan terhadap orang yang satu frame dengan dia. Ini dikatakan dalam hadits Nabi SAW:
“Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah.” (H.R. Al Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ’Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah)
Ruh itu seperti tentara. Ada sandi di antara mereka. Jika sandi telah dikenali, tak perlu banyak lagi yang diketahui. Cukup itu saja. Mereka akan bersepakat. Mereka adalah sekawan dan sepihak. Mereka akan bergerak untuk satu tujuan yang diyakini. Jadi apakah yang menjadi sandi di antara para ruh? Iman. Tentu saja. Kadar-kadarnya akan menerbitkan gelombang dalam frekuensi yang sama. Jika tak serupa, jika sandinya tak diterima, ia telah berbeda dan sejak awal tak hendak menyatu. (Fillah, 2012)

Lalu, apakah orang yang memiliki frame buruk, tidak akan bisa berteman dekat dengan orang yang memiliki frame baik? Jawabannya, tentu TIDAK! Pun jika berteman, hanya sekadar "say hello" saja. Tidak sampai ada keterikatan ruh yang mendalam seperti contoh kasus diatas. Berarti, bagaimana dengan orang yang sudah memiliki frame buruk lalu ia mendapat hidayah dari Allah bahwa frame tersebut tidak baik baginya. Nah, ini bisa dijawab dengan cerita seorang pembunuh yang telah membunuh sembilan puluh sembilan kali. Disaat ia ingin bertaubat, ia menemui seorang ustadz dengan harapan ustadz tersebut dapat memberikannya solusi. Tetapi, ustadz tersebut malah mengatakan bahwa taubat ia tidak akan diterima oleh Allah karena ia telah membunuh sembilan puluh sembilan kali. Maka ia bunuh juga ustadz tersebut karena emosi yang meluap yang juga menggenapkan pembunuhannya menjadi seratus kali. Setelah membunuh ustadz tersebut, ia sadar dan kembali menyesal. Lalu ia bertemu dengan ustadz lainnya dan menceritakan kisahnya. Ustadz yang satu ini mengatakan bahwa Allah Maha Pemaaf bagi hamba-Nya yang bertaubat. Tetapi jika ia ingin serius untuk mendapatkan ampunan Allah, maka ia harus pindah ke kampung seberang. Namun, dipertengahan jalan ia meninggal.

Memang, setiap ruh itu akan menyatu dengan ruh yang dikenalinya. Tetapi, lingkungan juga berpengaruh besar. Pun, lamanya perubahan juga bergantung pada seberapa besar perbedaan antara sifat ruh orang tersebut dengan sifat lingkungan barunya. Saat seorang anak yang sangat aktif bermain, ditempatkan bersama anak-anak yang fokus dalam belajar dan sedikit bermain, anak tersebut tidak akan bisa bermain bebas seperti sebelumnya karena tidak ada teman bermain. Lama-kelamaan, anak tersebut akan terbawa dengan sifat anak-anak lainnya yang menjadikan anak tersebut seorang pembelajar yang sedikit bermain.
Tetapi, kebanyakan orang yang berada di lingkungan barunya, akan cenderung mencari orang-orang yang sepergaulan atau sekomunitas dengannya. Hal tersebut-lah yang menjadikan sifatnya tetap seperti itu. Karena memang hal tersebut-lah yang membuat ia nyaman. Maka dari itu, orang sulit untuk berubah. Karena ia harus melawan dirinya sendiri. Saat ia ingin berhenti merokok, ya harus dimulai dengan mengurangi interaksi dengan perokok seraya mendekatkan diri dengan orang-orang yang tidak merokok. Saat kita ingin menjadi pribadi yang baik, berteman-lah dengan orang-orang yang berkepribadian baik. Saat kita ingin menjadi seorang penghafal qur'an, berteman-lah dengan orang-orang penghafal qur'an. Tentunya, jangan lupa sebelumnya untuk mengazzamkan dengan kuat dalam hati dan minta pertolongan Allah agar bisa didekatkan dengan orang-orang tersebut. In syaa Allah engkau akan menjadi ruh yang baik pula dan bisa berkumpul dengan komunitas lingkaran surga nantinya.

Pun juga saat kita ingin memilih pasangan hidup. Tidak perlu terlalu "kepo" berlebihan terhadap doi. Cukup cari tahu, dengan siapa saja ia berteman. Orang baik kah? Orang jahat kah? Atau para penghafal qur'an? Bagaimana sifat teman-teman dekat doi. Juga dengan mengenali orang tuanya. Karena, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Seperti seorang sahabat nabi yang bernama Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah yang mewarisi sifat kedermawanan ayahnya, Sa'd ibn 'Ubadah. Atau Aisyah R.A yang mewarisi sifat shidiq ayahnya, Abu Bakar R.A.

Jadi, jika engkau ingin bergabung dengan para penghuni surga, bergabunglah didalam lingkaran mereka. Jadikan engkau pantas berada dalam komunitas mereka. Jangan biarkan dirimu dalam frame yang buruk. Lawan dirimu sendiri untuk mendapatkan gelar sebagai anggota komunitas lingkaran surga. Wallahua'lam, semoga artikel ini bermanfaat. :)

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (Q.S. Ali Imran: 8)

Kharis Mukhifullah, F-11100002
Alumni SMAN 5 Bekasi 2010
FT UI 2010

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi10

Sabtu, 26 Juli 2014

Al-Qur'an dan Kehidupan

29 Ramadhan 1435 H

Banyak cerita yang mengisahkan tentang orang-orang yang mulia karena Al-Qur’an.  Bukan hanya pada yang terjadi pada masa para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melainkan terjadi pula pada saat ini. Kita familiar dengan acara-acara televisi yang menyajikan tentang kompetisi menghafal Al-Qur’an yang baru-baru ini sangat memukau kita dengan tampilnya hafidz-hafidz cilik di tanah air.  Salah satunya adalah bocah berusia 5,5 tahun bernama Musa. Beliau mampu membuat ratusan bahkan ribuan orang menangis ketika menyaksikan hafalan Qur’annya yang mumtaz. Masya Allah.

Dalam artikel ini saya tidak membahas Al-Qur’an dari segi turunnya, namun ada hal yang perlu menjadi perhatian kita agar muncul suatu kesadaran tentang pentingnya Al-Qur’an dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya tentang Musa sang hafidz cilik dan mungkin “Musa-Musa” lainnya. Dalam buku “Kaifa TUhabbibal Qur’anal Kariim ilaa Nufuusi Abna’ik” karangan Dr.Muhammad Fahd Ats-Tsuwaini disebutkan bahwa merupakan tanggung jawab orang tua untuk menyuguhkan  agama dalam kemasan teladan yang baik. Orang tua perlu memastikan bahwa kesadaran beragama telah tumbuh dan berkembang di dalam jiwa putra-putrinya.

Agar Al-Qur’an menjadi petunjuk dalam kehidupan kita tentu saja ‘tidak bisa tidak’ bahwa kita harus berinteraksi dengannya. Kita yang saat ini bergelut dalam aktivitas-aktivitas dakwah dimanapun ranahnya harus memahami ini untuk memulainya dalam lingkup terkecil dalam kehidupan ini yaitu keluarga karena sebab tujuan di atas tadi yaitu tumbuhnya kesadaran beragama. Mengapa ? mari kita lihat contoh fenomena yang ada di masyarakat kita apabila kesadaran beragama itu belum tumbuh dalam jiwa seseorang. Sebuah kisah:

“…dulu anakku rajin ibadah, santun, serta disiplin dalam menjaga sholat dan perilakunya. Tapi tak dinyana dia berubah. Dia menjadi tidak mau mengerjakan sholat, enggan berpuasa, jarang berada di rumah dan tidak mau mengindahkan apa yang kami nasihatkan padanya. Malah, terkadang ia berani bersuara lantang dan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.”

“…Pak doctor, sudah banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang saya hafal, kedua orang tuaku sangat gigih mendidik diriku, dan saya pun selalu bergaul dengan kawan-kawan yang baik. Namun, mengapa saya tidak mempu melawan godaan penyimpangan seksual. Kenapa setiap kali aku telah bertaubat, kembali menunaikan sholat, menjaga dan menyibukkan diriku dengan segala aktivitas kebaikan, aku masih mengulangi lagi perbuatan tercela itu? Apa gerangan penyebab dan bagaimana solusinya?...”

“…Putriku seorang gadis yang penyantun, berjilbab dan selalu melaksanakan apa yang kami perintahkan. Belum pernah kami melihatnya melakukan suatu perbuatan tercela atau mendengarnya mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Namun kami terperanjat ketika ia berani bercakap-cakap akrab dengan seorang pemuda melalui telepon ! kenapa bisa seperti itu ? dan apa yang bisa saya lakukan?...”

“…suatu hari saya melihat remaja yang membuat diriku begitu terkesan, sampai-sampai saya menyesali tahun-tahun yang telah lewat, dimana saya tidak rajin pergi ke masjid saat seumur dengan remaja itu. Sungguh saya teramat bahagia ketika menyaksikannya dengan penampilan sopan, menawan, dan bersih. Namun saying, kekaguman seperti hanya berlangsung beberapa menit saja. Penyebabnya adalah ketika sepasang mataku melihat sendiri seorang remaja berusia 11 tahun itu pergi ke masjid. Terpancar tanda-tanda keimanan dalam cara jalannya yang tenang, pakaiannya yang sederhana, dan penampilannya yang selaras dengan ajaran sunnah, di saat berbagai bentuk rayuan dan godaan berhasil meninabobokkan pemuda-pemuda yang lebih dewasa, baik dalam hal yang mubah, makruh, maupun yang haram. Kemudian ia memasuki masjid dan bersiap-siap menunaikan sholat. Ternyata ia berdiri tepat di sampingku. Tentu, semakin lengkap kebahagiaanku. Manakala imam telah takbir, remaja tersebut mulai menggerak-gerakkan kedua kakinya merapatkan jarak agar tidak ada celah tersisa. Ia melakukannya dengan berlebihan,” sungguh ia bergitu bersemangat menegakkan sunnah”batinku dalam hati. Selanjutnya ia mulai membernahi penampilannya. Setiap kali menggerakkan tangannya, ia menyenggol tanganku dan membuyarkan kekhusyukanku. Aku bergumam dalam hati, “ia ingin berada dalam penampilan yang paling baik di hadapan Allah.” Tapi ia selalu melakukan itu di setiap gerakan sholat untuk membetulkan letak baju dan penampilannya. Sampai-sampai aku merasa tidak suka berada di sampingnya. Ia baru tenang ketika kami duduk tasyahud akhir. Di saat itupun dia meletakkan tangannya di mulut, menggigit-gigit dan memotong kukunya di tengah-tengah sholat. Setelah kami selesai sholat dan salam, ia beranjak pergi dengan tenang dan langkah yang teratur, lebih tenang dibanding sholat itu sendiri…”

Dari fenomena di atas telah jelas tentang pentingnya kesadaran beragama yang dimaksud, dan tidak lain Al-Qur’an adalah solusi bagi kehidupan kita. Bahwa gerbang pertama dari pintu-pintu kebaikan dan keutamaan adalah Al-Qur’anul kariim itu sendiri. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat kepada kita dan mengetuk kesadaran kita untuk beragama sesuai dengan tuntunan yang benar dengan terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Wallahu a’lam bish shawab.

Retno Junita Dewi
Alumni SMAN 5 Bekasi 2007
FMIPA UNS 2007

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi9

Jumat, 25 Juli 2014

Pemuda Akhirat

28 Ramadhan 1435 H

Pemuda Akhirat adalah golongan Pemuda yang di akhirat mendapatkan naungan dari Allah SWT.  Sebagaimana tercantum  dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (1) Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah!’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shahih Bukhari, Hadits no. 620)

Terdapat sebuah kisah teladan yang akan menggambarkan kepada kita tentang salah satu ciri pemuda yang akan mendapatkan naungan di sisi Allah SWT yaitu “Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata, "Aku takut kepada Allah!" Di dalam kitab Al Akhlaq Al Islamiyyah Lin Nasyi’in ada sebuah kisah yang indah menggetarkan jiwa. Kisah ini terjadi di tanah Syam. Kisah yang banyak disebut dari mulut ke mulut sampai abad ini. Ini adalah kisah ketakwaan seorang pemuda. Seorang pemuda yang bekerja sebagai penjual kain keliling. Ia berkeliling dari satu daerah ke daerah. Dari satu kawasan ke kawasan lain. Dari lorong ke lorong. Dari rumah ke rumah. Ia berkeliling sambil memanggul kain dagangannya. Akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai Si Penjual Kain Keliling. Diantara kelebihan pemuda ini adalah postur tubuhnya yang gagah. Kulitnya yang putih. Wajahnya yang mempesona. Dan keramahannya yang luar biasa. Sehingga siapapun yang melihatnya akan terpesona karenanya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan kepadanya.

Suatu hari, ketika ia sedang berkeliling menjajakan dagangannya, tiba-tiba ada seorang wanita memanggilnya. Ia pun segera menghampiri. Wanita ini menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Rumah itu sangat mewah. Agaknya wanita itu termasuk golongan bangsawan. Begitu masuk rumah, dengan sebuah kelihaian wanita itu bisa mengunci pintu. Wanita itu sangat terpesona dengan ketampanannya. Wanita itu telah lama tergila-gila padanya. Sudah berkali-kali diam-diam wanita itu memandangi ketampanannya ketika pemuda itu lewat di depan rumahnya. Wanita itu berkata, “Duhai pemuda tampan. Sebenarnya aku memanggilmu tidak untuk membeli barang daganganmu, tapi semata karena aku sangat mencintaimu. Selama ini aku tergila-gila pada ketampananmu."

Pada saat itu, tak ada seorang pun didalam rumah selain mereka berdua. Wanita bangsawan itu dengan penuh harap merayunya untuk berzina. Sang pemuda pun mengingatkannya dan menakutinya akan pedihnya siksa Allah. Namun, semua usahanya sia-sia belaka. Setiap perkataan yang diucapkan pemuda itu justru membuat wanita itu semakin menggila dan nekat. Wanita itu justru semakin tertantang untuk menaklukkan pemuda itu. Namun pemuda itu tak bergeming dengan keimanannya. Ia menolak dengan tegas.  Karena sang pemuda tetap saja menolak, wanita itu mengancam, “Jika kamu tidak menurut apa yang kuperintahkan, aku akan berteriak sekeras-kerasnya dan mengatakan kepada orang-orang bahwa ada orang yang masuk kerumahku dan ingin memperkosaku. Mereka pasti mempercayai ucapanku karena kedudukanku dan karena kamu telah memasuki rumahku. Akibatnya kamu akan binasa. Kau akan dianggap penjahat paling nista. Dan orang-orang itu bisa marah dan menggantungmu hidup-hidup! Wanita itu mengancam dengan serius. Pemuda itu terus berfikir bagaimana mencari jalan keluar. Ia tak mau maksiat tapi juga tak mau mengalami hal yang konyol. Diserapahi orang banyak sebagai penjahat lalu digantung tanpa ampun, sungguh hal yang sangat menyakitkan. Beberapa detik kemudian sekonyong-konyong terbitlah ide nekatnya. Terkadang tindakan nekat harus dilawan dengan nekat juga. Sambil tersenyum ia berkata, “Baiklah. Bolehkah aku ke kamar mandi untuk bersih-bersih dahulu ? Lihatlah tubuhku penuh dengan peluh yang baunya tidak sedap!“ Begitu mendengar ucapannya, wanita tersebut sangat gembira karena mengira ia akan menuruti keinginannya dan berkata dengan hati meluapkan kegembiraan, “Oh tentu saja boleh, aduhai kekasihku dan belahan jiwaku. Sungguh ini adalah kesempatan luar biasa.”  Sang pemuda pun segera masuk ke kamar mandi, ia mengatakan itu tadi sekedar untuk menyelamatkan diri sesaat. Mencari tempat yang tenang untuk berfikir. Sampai di dalam kamar mandi tubuhnya gemetar karena takut terjatuh pada kemaksiatan. Berzina adalah salah satu jalan perangkap setan. Tak ada seorang laki-laki dan wanita yang berduaan, kecuali ada yang ketiga adalah setan. Demikianlah sabda Rasulullah Saw.  Ia pasrah kepada Allah. Ya Allah, apa yang mesti aku lakukan? Berilah hamba-Mu petunjuk ya Allah. Tiba-tiba tercetus sesuatu dalam fikirannya, ia bergumam, “Aku tahu pasti, diantara golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari tidak ada naungan lagi di hari kiamat adalah seorang pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan, lalu ia mengatakan, ‘Sungguh aku takut pada Allah!’ Aku juga tahu bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut pada Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang menurutkan hawa nafsunya, maka ia akan membawa penyesalan sampai akhir hayatnya. Jika aku lakukan kemaksiatan ini, Allah akan menghilangkan cahaya dan kenikmatan dari hatiku. Duhai Tuhan, tidak, tidak ! Sekali-kali aku tidak akan melakukannya! Tapi apa yang bisa aku perbuat? Apakah aku harus loncat dari jendela ? hal itu tidaklah mungkin karena jendela ini terkunci sangat kuat dan sulit sekali membukanya. Kalau begitu aku harus melumuri tubuhku dengan kotoran. Ya aku harus melumuri tubuhku dengan kotoran. Semoga jika ia melihatku seperti itu, ia akan merasa jijik lalu mengusirku.” Benar saja, ia lalu buang air besar dan melumuri seluruh tubuhnya dengan kotoran buang air besarnya. Seluruh rambutnya, mukanya, dada, tangan, dan semuanya. Ia sendiri sebenarnya merasa jijik. Bahkan ia mual dan sempat muntah. Sambil menangis ia berkata, “Ya Allah ya Rabbi, karena rasa takutku pada-Mu-lah aku melakukan ini! maka gantikanlah untukku yang lebih baik.”

Lalu ia pun keluar dari kamar mandi. Dan begitu wanita tersebut melihatnya ia terkejut bukan main. Ia merasa jijik. Ia menjerit dan berteriak dengan keras, “Keluarlah, hai orang gila! Dasar pemuda gila, keluar kau jangan kau kotori rumahku.” Ia berjalan keluar dan berpura-pura bertingkah laku seperti orang gila. Begitu sampai diluar ia cepat-cepat cari tempat yang aman. Ia takut dilihat orang dan takut mereka akan menggunjingnya. Jika itu yang terjadi barang dagangannya bisa tidak laku, karena ia akan dianggap benar-benar gila. Beberapa orang yang melihatnya terheran-heran dan menertawakannya. Ia terus berjalan menuju rumahnya lewat jalan yang sepi. Ia merasa sangat lega ketika sampai dirumahnya. Ia langsung melepas pakaiannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Ketika ia keluar dari kamar mandi, Allah SWT menunjukkan kekuasan-Nya. Allah menjadikan bau harum yang luar biasa memancar dari seluruh pori-pori tubuhnya hingga ajal menjemputnya. Bau itu tercium dari jarak beberapa meter. Akhirnya ia dikenal dengan sebutan “Al-Miski” atau Orang Yang Seharum Kesturi.

Kisah ini menjadi bukti keagungan Allah. Kisah nyata ini masih bisa dilihat bekasnya. Di tanah Syam, ada sebuah makam yang tertuliskan “Al-Miski”. Itulah kubur orang mulia yang menjaga kesuciannya ini.

“Dan Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal Sholeh, sungguh mereka akan kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikkan, yaitu orang yang bersabar & bertawakal kepada Tuhannya” (Q.S. Al-Ankabut: 58-59)

Semoga kisah ini dapat memperkuat keyakinan kita untuk terus bersabar & Istiqomah dalam bertaqwa kepada Allah.

Wassalam,
Daftar Pustaka:
Kisah-kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, tabiin, Orang-orang Dahulu dan Sekarang, Syaikh Ibrahim AlHazimi, Darul Haq, Jakarta, 2000M

Tangguh Wijoseno
Alumni SMAN 5 Bekasi 2007
FT UI 2007

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi8

Kamis, 24 Juli 2014

Mutiara Dalam Lumpur

27 Ramadhan 1435 H

Kuliah di luar negeri mungkin menjadi cita-cita sebagian pelajar di Indonesia. Namun tak jarang kesempatan untuk berkuliah di luar negeri diurungkan begitu saja karena kekhawatiran tinggal di negara orang yang berbeda kultur dan budaya. Terlebih bagi seorang akhwat, kesempatan berkuliah di luar negeri harus dipikirkan berjuta kali sehingga menghasilkan kata ya.

Anggapan berkuliah di luar negeri sangat rentan bagi seorang akhwat tidak selamanya benar. Menurut saya, benar tidaknya anggapan tersebut tergantung dari pribadi masing-masing. Kuliah di negeri sendiri pun dapat memiliki bahaya yang sama bagi seorang akhwat jika tidak berhati-hati terhadap lingkungannya.

Faktor utama bagi akhwat agar tetap aman saat berkuliah di luar negeri adalah faktor penjagaan pada diri sendiri. Maksudnya, hal ini terkait dengan kultur dan budaya negara itu sendiri. Misalnya, ada beberapa negara yang menetapkan jam malam diatas pukul 7, itu artinya negara tersebut rawan kejahatan diatas pukul 7. Maka, para akhwat disarankan untuk tidak keluar atau pulang dari kegiatannya sebelum pukul 7. Saat kita berada di negara lain, kita menjadi orang asing di negara tersebut.  Apapun yang kita kenakan akan menjadi pusat perhatian apalagi bila kita pergi ke pusat keramaian.  Secara pribadi, saya menyarankan para akhwat untuk tidak memakai pakaian dengan warna mencolok. Karena hal itu akan menambah rasa perhatian orang lain yang melihat kita.

Faktor lain agar para akhwat dapat tetap tenang selama menjalani masa perkuliahan adalah cari dan temukan teman yang akidahnya sesuai dan cocok denganmu. Anggapan perbanyaklah mencari teman memang benar, namun pilihlah teman yang dapat kamu jadikan sebagai sahabat. Memilih teman sangat penting, karena merekalah satu-satunya keluargamu disana. Teman yang baik adalah teman yang dapat selalu mengingatkanmu untuk berbuat kebaikan dan selalu membuatmu dekat dengan Allah SWT. Setelah mendapat teman tersebut, jangan lupa untuk menggelar pengajian rutin atau membuat pertemuan sederhana sedikitnya seminggu sekali yang isinya membahas tentang ilmu-ilmu agama untuk menguatkan iman kita terhadap Allah SWT. Dan agar hati kita tidak kering dari hidayah Allah SWT.  İni penting, karena biasanya ketika bertemu diluar jam pertemuan tersebut akhwat biasanya membicarakan hal di luar agama seperti masalah kuliah atau hal pribadi. Penting juga untuk mencari seseorang yang lebih tua seperti kakak kelas atau ibu-ibu indonesia yang ada di sana untuk menjadi tempat kita berbagi atau mencari nasihat-nasihat bijak saat menghadapi masalah.

Namun yang perlu diingat jangan karena kita mencari teman yang seakidah lalu kita tidak mau  berteman dengan  mahasiswa yang berasal dari negara tersebut. Jalinlah pertemanan dengan banyak orang, karena kita akan menjadi orang yang memiliki wawasan yang luas dan lebih menghormati perbedaan. Pelajari budaya mereka, pelajari kelebihan negara mereka, dan sejarahnya maka kita kan mendapati banyak hal inspiratif yang mungkin nantinya bisa kita aplikasikan saat kembali ke negara tercinta. Namun ingat, harus tetap berhati-hati jangan sampai alasan pertemanan lalu akidah kita menjadi tercampur baur.

Itulah sedikit hal-hal yang harus diperhatikan bagi para akhwat yang berniat untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Saatnya segala hal yang menjadi halangan bagi akhwat dapat dijadikan sebagai tantangan untuk menggapai cita dan asa. Bukan hanya cita dan asa diri sendiri, namun in sya Allah bisa membangun dan mewujudkan cita dan asa bagi ibu pertiwi aamiin.

Dhika Suci Islamy
Alumni SMAN 5 Bekasi 2012
FMIPA UNIVERSITAS ERCIYES TURKI 2012

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi7

Rabu, 23 Juli 2014

Makna Sabar

26 Ramadhan 1435 H

Apakah sabar itu? Sudahkah kita bersabar dalam hal apapun? Kesabaran merupakan salah satu ciri orang bertakwa. Kesabaran adalah keimanan, seperti ruh dan jasad yang berhubungan satu sama lain dan tak terpisahkan. Oleh karena itu Rasulullah menggambarkan ciri orang yang beriman:

Sungguh menajubkan perkaranya orang yang beriman, yang jika diberi nikmat ia bersyukur dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar. Karena ia tau hal tersebut adalah terbaik untuknya. (H.R. Muslim)

Menurut hadits diatas apakah kita sudah melakukannya? Ketika diberikan nikmat dari-Nya, pernahkah kita bersyukur? Atau ketika sedang menerima musibah, apakah kita bersabar? Pasti masih diantara kita belum melakukannya.

Makna sabar adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena Allah SWT. Bukan berarti tidak disukai adalah tidak selamanya terdiri dari hal-hal yang kita tidak sukai seperti sakit, musibah kematian, dll. Tapi bisa juga hal-hal yang kita sukai contohnya adalah menahan hawa nafsu kita.

Berikut ada tingkatan sabar menurut Imam Al-Ghazali:

  1. Orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya, karena mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi.
  2. Orang yang kalah oleh hawa nafsunya.
  3. Orang yang mempunyai daya tahan terhadap hawa nafsunya tetapi suatu ketika kalah, karena besarnya dorongan nafsu tersebut. Meskipun demikian, ia bangun lagi dan terus tetap dan bertahan dengan sabar atas dorongan hawa nafsu nya.
Dari tingkatan yang telah disebutkan diatas, sudah dimanakah tingkat kesabaran kita? Semoga kita semua berada pada tingkat yang pertama. Jadi sahabat yang jika sedang mendapat musibah berupa sakit ataupun ditinggal orang yang kita sayangi, atau mendapat kabar yang tidak sesuai dengan yang kita kehendaki ingatlah sabar, sabar, dan sabar. Karena Allah pasti memberikan hal yang terbaik nanti. Atau berita buruk tersebut datang adalah sebagai pengingat untuk kita agar selalu bersyukur ketika diberi nikmat dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Syarh ayat 5-6:

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sahabat, jangan-lah berburuk sangka akan ketetapan Allah. Karena Ia yang lebih tau mana jalan terbaik untuk hamba-Nya.

Hal yang sekarang harus kita lakukan adalah selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Jika kita memiliki satu keinginan yang belum tercapai, mungkin Ia akan memberikan sejuta yang akan kita capai nanti. Ingat, pertolongan Allah itu dekat sahabat!

Yuni Rahayu, F-12120011
Alumni SMAN 5 Bekasi 2012
FE UNKRIS 2012

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi6

Selasa, 22 Juli 2014

Hidup Tanpa Galau

25 Ramadhan 1435 H

Istilah Galau sedang ngetren saat ini. Banyak dipakai, khususnya dikalangan ABG (remaja dan pelajar). Menjadi istilah yang melekat jika seseorang tengah mendapat cobaan atau masalah, selain itu ada istilah SMS Galau, Status Galau, Pesan Galau, kata-kata galau dan lainya.

Namun semakin lama istilah galau ini semakin berlebihan, terkadang membuat orang terbuai dengan masalahnya tanpa mencari solusi atau menyelesaikannya. Galau yang berlebihan tersebut berkembang menjadi emosi negatif yang mempengaruhi seseorang dalam setiap menentukan keputusan, ia ragu dan terkadang menyesali keputusan tersebut karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Maka cara mengatasi kegalauan tersebut dengan keyakinan, ketaqwaan, bersyukur kepada apa yang sudah kita dapatkan dari Allah s.w.t, berdasarkan hadits Mu'awiyah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabda,

"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang mukmin pada tubuhnya sehingga membuatnya sakit kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Ahmad 4/98, Al-Hakim 1/347 dan beliau menyatakan shahih sesuai syarat Syaikhain. Imam al-Dzahabi menyepakatinya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Shahihah 5/344, no. 2274)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata dalam Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri yang mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggantikan dengan yang lebih baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu dengan sebab itu. Sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga, bila musibah itu terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:

  1. Dia mengingat pahala dan mengharapkannya, maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar dan ridha terhadap musibah).
  2. Dia lupa (akan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala), maka akan sesaklah dadanya sekaligus menjadikannya lupa terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
Jadi jangan terpuruk dengan masalah yang dihadapi apalagi sampai menimbulkan galau yang berlebihan, jika kita sudah membuat solusi dan keputusan yakinlah akan keputusan yang kita buat walupun hasilnya atau dampaknya itu ternyata salah yang terpenting kalian sudah yakin akan keputusan kalian, insyaallah kalian diberikan 1 pahala oleh Allah s.w.t. amin ya rabbal alamin...

Jika kamu merasakan hal yang begitu berat dalam hidupmu, ingatlah ada Allah. "Laa Tahzan Innallaha Ma’ana", selalu ingat Allah bersama kita, karena cobaan yang diberikan oleh Allah tidak akan melebihi kemampuan dari umatnya.

Rima Lianawati, F-13120016
Alumni SMAN 5 Bekasi 2012
STMA TRISAKTI 2012

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi5

Senin, 21 Juli 2014

Imunisasi Perspektif Islam

24 Ramadhan 1435 H

Setiap tahun diperkirakan 10-20 bayi dan anak-anak meninggal setiap tahunnya. Kematian bayi dan anak-anak tersebut salah satunya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang bisa dihindari melalui imunisasi. Imunisasi merupakan suatu cara atau proses untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen sehingga bila kelak individu itu terpapar oleh antigen serupa tidak akan terjadi penyakit.

Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan oleh manusia zaman sekarang dalam mencegah suatu penyakit. Pada zaman sekarang salah satu upaya adalah imunisasi tapi bisa saja di masa-masa mendatang akan ditemukan penelitian-penelitian terbaru untuk mencegah suatu penyakit. Bukannkah Rasulullah SAW sangat mengajarkan kita untuk mencegah terjadinya kemudharatan yang lebih besar.

Pada zaman Rasulullah SAW sudah muncul berbagai pengobatan, yang lebih mengarah ke aspek preventif dan promotif, dengan aspek kuratif yang masih umum. Rasulullah SAW sendiri ketika salah seorang sahabatnya sakit, beliau meminta tabib untuk mengobati. Ini menandakan bahwa Rasulullah SAW juga menghargai keberadaan tabib atau dokter. Rasulullah SAW sangat menghargai orang-orang yang menuntut ilmu, begitupun perkembangan ilmu pada zaman sekarang yang terus dikembangkan. Dengan syarat tidak boleh bertentangan dengan syariat, seperti dalam keamanan, kehalalan, kemanfaatan, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan tugas para ahli.

Pada zaman sekarang banyak saudara kita memberikan pernyataan kontadiktif seperti antara ASI vs operasi, medis vs herbal, dan sebagainya. Padahal dalam ilmu kedokteran hal tersebut bukan sebuah hal yang bertentangan namun merupakan hal yang saling berkaitan dan menunjang. ASI merupakan salah satu bentuk proses pemberian kekebalan tubuh dari ibu kepada si anak secara umum sehingga diperlukan imunisasi untuk memberikan kekebalan tubuh yang lebih spesifik. Begitupun herbal dan medis, keduanya menunjang dan bukan merupakan hal yang kontra.

Jadi, dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang pengobatan kita memang harus memilah baik dalam asas kemanfaatannya maupun kemudharatannya. Hukum halal dan haram diserahkan kepada ahli dalam hal ini diserahkan ke ulama (MUI). Namun, imunisasi merupakan cara yang bisa dilakukan di zaman sekarang untuk menghindari penyakit terutama pada bayi dan anak-anak.

Sara Fadila
Alumni SMAN 5 Bekasi 2009
FK UNAND 2009

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi4

Minggu, 20 Juli 2014

Berkah Tanpa Riba

23 Ramadhan 1435 H

Sebelum memulai pembahasan artikel ini, saya sengaja mengutip sedikit pengantar penulis dari buku Satanic Finance, A. Riawan Amin. Dalam bukunya tertulis seperti berikut:
“The most important thing in this life, is not this life”
Suatu hal yang paling penting dalam kehidupan ini, adalah bukan kehidupan itu sendiri. “Kalau yang terpenting dalam hidup anda adalah meneruskan hidup, maka apapun pekerjaan dan kegiatan yang anda lakukan, semata-mata untuk menghiasi dan mencukupi hidup. Lebih lugas lagi, mengumpulkan materi untuk menyambung hidup.” Maka amat disayangkan untuk mengisi hidup yang hanya sekali ini dengan mencari materi demi materi untuk bertahan hidup. Bukan berarti berusaha all-out untuk mendapatkan rezeki materi ini tidak dianjurkan, melainkan akan sangat sia-sia jika keseluruhan fokus kita dalam menjalani hidup hanya dengan uang, barang, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari lainnya. Lalu kemudian hal apa yang terpenting dalam hidup ini? jawabannya adalah mencari bekal untuk kehidupan di akhirat nanti yang jauh lebih kekal daripada dunia beserta isinya.

Meskipun tidak dapat dinafikkan, dalam kacamata ekonomi kita, dunia ini tengah mengalami krisis ekonomi yang berangsur-angsur. Tercatat dalam sejarah krisis ekonomi dunia sejak tahun 1797 hingga 2008 terdapat 16 kasus yang mengakibatkan penduduk bumi termasuk didalamnya negeri kita sendiri harus merasakan kepanikan, depresi, krisis minyak, dan dampak non materil lainnya. Kemiskinan semakin menumpuk, dan angka kriminalitas meningkat. Krisis yang datang seperti ombak yang tak surut memaksa menusia didalamnya untuk meraih uang sebanyak-banyaknya. Sampai krisis yang lain datang, mereka sudah memiliki ‘cadangan nyawa’ nya di brankas-brankas dalam rumah, maupun bank. Lantas bagaimana ketika cadangannya menipis? Mereka akan mencari jalan lain untuk mendapatkan kembali uang mereka bahkan lebih. Sungguh betapa sederhananya manusia menjalani hidup, kecuali mereka yang berakal yaitu orang-orang beriman.

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pernah mengabarkan bahwa sifat tamak yaitu cinta dunia tidak pernah mengenal kata puas.
رَوَي اْلبُخَارِيُّ عَنِ ابْنِ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam kubtahnya, beliau berkata; Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No.6438)

Tamak, salah satu sifat manusia yang merupakan sumber utama penyebab krisis ekonomi yang telah dialami umat terdahulu sampai sekarang. Sifat ini mendorong manusia untuk melakukan berbagai cara asalkan target-target duniawi mereka tercapai. Inilah konsep kapitalis yang dahulu dikenalkan oleh bangsa barat yang kemudian berakar hingga seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sistem ini mampu membuat orang miskin yang patah semangat menjadi begitu bergairah dalam mencari peluang maksiat untuk mendapatkan harta, begitupun dapat merubah seorang alim ulama menjadi lupa dunia dan memeluk erat harta dunia. Allah menjelaskan dalam Q.S. Al-A'raf sebagai berikut:

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-A'raf: 175)

Dan Allah mengibaratkan seorang yang lupa daratan seperti binatang berkaki empat. Bahkan, para ulama, ilmuan atau cendikiawan yang terpedaya oleh jebakan setan diumpamakan sebagai anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya, seakan sifat rakusnya tak pernah habis. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Meskipun seseorang memiliki ilmu dan pengetahuan yang banyak, namun bila ilmu tidak memberikan petunjuk kepada dirinya, maka ilmu itu akan membuat ia semakin jauh dari Allah Swt."

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Q.S. Al-A'raf: 176)

Jika kita membahas BAB mengenai kerakusan, tamak, dan sifat sejenisnya. Maka hal-hal tersebut dapat tercermin dari perilaku para pelakon riba. Riba atau dalam bahasa inggris dikenal dengan kata usury memiliki makna; ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa riba adalah pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli, maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mua’amalat dalam Islam. Allah sudah memberi peringat akan riba dalam 4 proses pada ribuan tahun lalu. Salah satunya yang tertulis dalam qalam-Nya yaitu:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S Al-Baqarah Ayat 275)

Ibaratkan jika satu orang sudah melakukan riba karna ingin mendapatkan pendapatan yang berlipat, maka orang lain juga akan mengejarnya untuk tidak kalah dalam meraih bonus haram tersebut. Contohnya ketika perusahaan berlomba-lomba mendapatkan keuntungan kasimum dengan membeli saham/menjual saham di bursa efek. Lalu ketika barisan terdepan sudah saling mengejar, maka orang-orang di barisan belakang yang lemah dalam hal bersaing karna tidak memiliki banyak harta akan semakin tertinggal dan terlupakan. Dan bagaimana solusi penyelesaiannya?

Allah menjawabnya di dua ayat setelahnya yaitu Q.S. Al-Baqarah ayat 276 dan 277:
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Bersedekahlah! Maka keberkahan akan mengalir mengiringi derasnya fitnah dunia dan tertanamlah rasa tenang dan damai selama kita hidup. Bukankah seperti ini yang kita inginkan? Orang kaya yang terus bersedekah kepada orang yang memerlukan, menaikkan derajat hidup orang dibawahnya. Kita semua bersama-sama membantu memenuhi kehidupan orang lain dengan cara yang menghasilkan keberkahan. Tidak ada lagi yang terjepit hutang karna perilaku tamak pemberi pinjaman modal usaha yang mengandung riba, dan disatu sisi meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang secara tidak langsung mengangkat derajat Ibu Pertiwi. Bukankah kita ingin masa-masa kekhalifahan Ustman Bin Affan terulang kembali pada era sekarang? Semoga Sang Khalik memberikan nilai kemuliaan bagi mereka yang terus membahagiakan hidup sesama. Wallahua'lam bishshawab.

Athifah, F-12120009
Alumni SMAN 5 Bekasi 2012
Akuntansi Syariah STEI SEBI 2012

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi3

Sabtu, 19 Juli 2014

Islam dan Politik

22 Ramadhan 1435 H

Sebuah pertanyaan yang sangat general, mengapa Islam berpolitik? Mengapa kaum muslimin harus terlibat dalam aktivitas politik? Apakah benar politik itu adalah hanya sebuah entitas barat?

Sejenak mari kita renungi Q.S. Al-Baqarah: 208, Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Yang harus diperhatikan dan dipahami pada ayat diatas adalah tidak ada sebuah aktivitas makhluk dilangit dan dibumi selain semua adalah kehendak Allah SWT. Artinya Islam itu menyeluruh dan integral dalam mengatur semua aspek kehidupan. Jangan-kan politik, dari bangun tidur hingga tidur kembali semua ada syariatnya. Lalu bagaimanakah sebetulnya politik yang islami itu?

Mari kita sejenak renungi Q.S. Ali Imran: 104, Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Maka basis dari politik islam itu adalah dakwah itu sendiri dengan manhaj dan uslubnya. Menyeru manusia pada jalan menuju Allah, hingga tiada lagi fitnah. Ini adalah landasan utama berpolitik dalam Islam. Jelas dari itu semua kaum muslimin harus memperhatikan dan mendukung dakwah ini.

Mari sejenak kembali kita renungi Q.S. An-Nisa: 75, Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".

Maka efek dari berpolitik secara Islami itu jelas kita bisa bergerak aktif untuk bisa mengatasi masalah-masalah keumatan yang terjadi dari mulai krisis moral hingga membela secara aktif dunia Islam yang terjajah.
Banyak yang masih mempermasalahkan mengenai politik itu adalah merupakan komoditi dari dunia barat. Sebaliknya banyak sekali kita lihat dalil-dalil dan nash qur'an mengenai hal ini. Termasuk sirah nabawiyyah bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalankan politik sebagai alat dakwah yang sangat efektif. Bahkan para sahabat bisa melakukan negosiasi dan menyampaikan dakwah itu langsung kepada raja-raja yang ada pada saat itu.

Maka siapakah yang dapat mengambil peran-peran dakwah untuk bisa melakukan tugas dakwah yang sangat mulia ini? Maka jawabannya adalah para pemuda islam yang perasaan cinta kepada tanah air dan dien-nya yang mengharu biru untuk dapat membebaskan umatnya dari kebodohan. Berpolitik adalah sebuah wajihah dakwah untuk dapat mewujudkan kedamaian di dunia ini sebagaimana para rasul dan sahabat telah mencontohkan. Wallahua'lam. 

Iman Yutisanto
Alumni SMAN 5 Bekasi 1999
Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ 2000

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi2

Jumat, 18 Juli 2014

Pernak-Pernik Dunia Remaja

21 Ramadhan 1435 H

Berbicara masalah remaja, tentu tidak akan ada habisnya. Keunikan mereka pun sangat banyak dimana ada yang suka bermain game, suka baca komik, suka hang out, bahkan ada juga yang masih seperti anak kecil yang biasa kita dengar dengan sebutan "anak mami". Tentunya, berbagai keunikan mereka ini, jika kita tidak bisa mengondisikan diri kita dengan baik, kita pasti tidak akan bisa masuk ke dunia mereka.

Sebagai pengurus, pembina, mentor, atau lainnya yang dimana kita dituntut untuk bersentuhan dengan mereka, tentunya kita harus tahu cara mengondisikan diri kita dari tiap keunikan mereka masing-masing. Salah dalam memposisikan diri, siap-siap saja mereka akan pergi dari kita.

Pendekatan terhadap remaja bisa dilakukan dengan memahami dunia remaja berikut dengan segala keunikannya. 3 hal yang harus kita ingat dalam menghadapi remaja: menekan egois kita, mengarahkan "keunikan" mereka ke jalur yang sesuai syari'at, dan sabar... sabar... sabar...

Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja memerlukan pengakuan eksistesi akan dirinya. Sikap kritis dan keingin-tahuan mereka yang besar sangatlah mendominasi jiwa remaja. Tak mau di atur dan selalu merasa sudah bisa mengambil keputusan menjadi karakter dasar para remaja.

Dari semua yang ada dalam diri remaja, maka dunia remaja merupakan dunia yang unik. Untuk memasuki dunia yang unik, kita juga tidak boleh kalah unik dengan mereka.

Diluar itu semua, tentunya kita juga harus terus menambah pengetahuan kita tentang semua keunikan remaja ini. Bagi para pemula, bisa dengan bermodalkan 3 hal diatas. Selamat mencoba berinteraksi dengan mereka! Jangan lupa point ketiga ya, sabar... sabar... sabar... :)

Gladini Favoritzki, F-11010001
Alumni SMAN 5 Bekasi 2001
FMIPA UNJ 2003

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi1