Senin, 21 Juli 2014

Imunisasi Perspektif Islam

24 Ramadhan 1435 H

Setiap tahun diperkirakan 10-20 bayi dan anak-anak meninggal setiap tahunnya. Kematian bayi dan anak-anak tersebut salah satunya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang bisa dihindari melalui imunisasi. Imunisasi merupakan suatu cara atau proses untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen sehingga bila kelak individu itu terpapar oleh antigen serupa tidak akan terjadi penyakit.

Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan oleh manusia zaman sekarang dalam mencegah suatu penyakit. Pada zaman sekarang salah satu upaya adalah imunisasi tapi bisa saja di masa-masa mendatang akan ditemukan penelitian-penelitian terbaru untuk mencegah suatu penyakit. Bukannkah Rasulullah SAW sangat mengajarkan kita untuk mencegah terjadinya kemudharatan yang lebih besar.

Pada zaman Rasulullah SAW sudah muncul berbagai pengobatan, yang lebih mengarah ke aspek preventif dan promotif, dengan aspek kuratif yang masih umum. Rasulullah SAW sendiri ketika salah seorang sahabatnya sakit, beliau meminta tabib untuk mengobati. Ini menandakan bahwa Rasulullah SAW juga menghargai keberadaan tabib atau dokter. Rasulullah SAW sangat menghargai orang-orang yang menuntut ilmu, begitupun perkembangan ilmu pada zaman sekarang yang terus dikembangkan. Dengan syarat tidak boleh bertentangan dengan syariat, seperti dalam keamanan, kehalalan, kemanfaatan, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan tugas para ahli.

Pada zaman sekarang banyak saudara kita memberikan pernyataan kontadiktif seperti antara ASI vs operasi, medis vs herbal, dan sebagainya. Padahal dalam ilmu kedokteran hal tersebut bukan sebuah hal yang bertentangan namun merupakan hal yang saling berkaitan dan menunjang. ASI merupakan salah satu bentuk proses pemberian kekebalan tubuh dari ibu kepada si anak secara umum sehingga diperlukan imunisasi untuk memberikan kekebalan tubuh yang lebih spesifik. Begitupun herbal dan medis, keduanya menunjang dan bukan merupakan hal yang kontra.

Jadi, dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang pengobatan kita memang harus memilah baik dalam asas kemanfaatannya maupun kemudharatannya. Hukum halal dan haram diserahkan kepada ahli dalam hal ini diserahkan ke ulama (MUI). Namun, imunisasi merupakan cara yang bisa dilakukan di zaman sekarang untuk menghindari penyakit terutama pada bayi dan anak-anak.

Sara Fadila
Alumni SMAN 5 Bekasi 2009
FK UNAND 2009

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi4

1 komentar:

  1. Sedikit ingin berbagi.
    Sebenarnya antara vaksinasi dengan imunisasi itu berbeda. Tapi kebanyakan orang awam di indonesia menyamaratakan makna vaksinasi dan imunisasi.
    Vaksinasi adalah tindakan memasukkan agen infeksius (antigen) yang ditekan kemampuan infeksinya atau memasukkan antibodi ke dalam tubuh untuk menggertak sistem kekebalan (sistem imun).
    Sedangkan imunisasi adalah proses penggertakan sistem kekebalan, baik secara alami (ASI, paparan antigen, dll) maupun buatan (vaksinasi).

    Fungsi vaksinasi dan imunisasi bukan hanya sebagai tindakan preventif (pencegahan masuknya antigen), tapi juga sebagai tindakan profilaksis (pencegahan menyebarnya antigen yang diduga sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh).

    Vaksinasi juga tidak hanya untuk bayi dan anak-anak. Orang dewasa pun butuh vaksinasi, terutama yang sering terpapar dengan antigen atau agen (manusia, hewan, dan peralatan) yang kemungkinan membawa antigen.

    Hal yang menarik adalah belum adanya label halal yang dikeluarkan oleh dewan ulama berwenang di seluruh dunia untuk vaksin.
    Salah satu penyebabnya adalah hewan yang digunakan dalam proses amplifikasi antigen vaksin merupakan hewan yang haram untuk dikonsumsi umat islam.

    Sebenarnya, pada industri pembuatan vaksin di indonesia saat ini semua vaksin yang diproduksi telah melewati proses purifikasi (pemurnian), sehingga dalam vaksin adalah agen vaksin tanpa serpihan jaringan/organ hewan yang digunakan dalam amplifikasi.
    Untuk halal-haramnya bisa anda simpulkan sendiri melalui penjelasan saya barusan.

    Dengan kemajuan ilmu dan teknologi biomolekular di bidang medis juga terciptalah vaksin dan antibodi monoklonal. Vaksin monoklonal dibuat dari komponen antigen yang diperlukan dalam proses penggertakan kekebalan. Begitu juga halnya dengan komponen antibodi yang digunakan pada antibodi monoklonal. Komponen yang digunakan hanya komponen yang dibutuhkan sehingga dampak negatif dari komponen yang tidak dibutuhkan dapat diminimalisir.

    Yang terpenting adalah vaksinasi hanya untuk pasien yang sehat. Sekali lagi, aplikasi vaksinasi hanya dilakukan pada pasien yang benar-benar dalam kondisi sehat.

    BalasHapus