Minggu, 27 Juli 2014

Komunitas Lingkaran Surga

1 Syawal 1435 H

Sempat terpikirkan oleh penulis, kenapa orang-orang yang frame berpikirnya sama selalu bisa "klop" walaupun segi geografisnya berbeda? Bahkan, bisa sampai tingkat nasional maupun internasional. Siapa yang mengenalkan mereka satu sama lain? Misalnya, orang yang suka bermain game dotA baik secara LAN(Local Area Network) maupun online sewaktu sekolah menengah atas, nantinya akan langsung "klop" dengan orang yang suka bermain dotA juga di kuliahnya (jika ia melanjutkan kuliah) atau di tempat kerjanya atau lingkungan manapun setelah ia menyelesaikan studi sekolah menengah atasnya. Mereka bisa bercengkrama seperti orang yang sudah berteman sejak kecil hanya dengan melihat kepiawaiannya dalam memainkan game tersebut walaupun tidak pernah bertemu tatap muka sebelumnya dan mereka terpisah antar benua.

Tidak hanya terjadi pada orang-orang yang suka bermain dotA. Pun juga terjadi pada semua orang yang memiliki frame berpikir sejenis. Misalnya, seorang aktifis dakwah, seorang study oriented, seorang fans klub sepak bola, dan lain-lain. Ya, walaupun semuanya dipersatukan oleh almamater atau perusahaan tempat bekerja masing-masing atau lingkungan tempat ia berada. Tetapi, dengan sendirinya akan terbentuk kelompok-kelompok kecil yang didasari oleh kesamaan frame berpikir tersebut. Seorang aktifis dakwah akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang aktifis dakwah juga di lingkungannya, seorang studi oriented akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang studi oriented juga di lingkungannya, seorang fans klub sepak bola tertentu akan lebih banyak bercengkrama atau lebih dekat secara psikologis dengan seorang fans klub sepak bola tertentu juga di lingkungannya, dst. Walaupun mereka tetap berteman dengan semua kalangan.

Sebelum melanjutkan artikel ini, penulis sebagai Ketua Umum FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi) atas nama seluruh pengurus mengucapkan mohon maaf lahir dan batin, semoga amal ibadah kita di satu bulan ramadhan kemarin diterima oleh Allah SWT dan juga kita berhasil memburu malam seribu bulan, aamiin. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H.

Ternyata, memang seperti itulah manusia. Memiliki kecenderungan terhadap orang yang satu frame dengan dia. Ini dikatakan dalam hadits Nabi SAW:
“Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah.” (H.R. Al Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ’Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah)
Ruh itu seperti tentara. Ada sandi di antara mereka. Jika sandi telah dikenali, tak perlu banyak lagi yang diketahui. Cukup itu saja. Mereka akan bersepakat. Mereka adalah sekawan dan sepihak. Mereka akan bergerak untuk satu tujuan yang diyakini. Jadi apakah yang menjadi sandi di antara para ruh? Iman. Tentu saja. Kadar-kadarnya akan menerbitkan gelombang dalam frekuensi yang sama. Jika tak serupa, jika sandinya tak diterima, ia telah berbeda dan sejak awal tak hendak menyatu. (Fillah, 2012)

Lalu, apakah orang yang memiliki frame buruk, tidak akan bisa berteman dekat dengan orang yang memiliki frame baik? Jawabannya, tentu TIDAK! Pun jika berteman, hanya sekadar "say hello" saja. Tidak sampai ada keterikatan ruh yang mendalam seperti contoh kasus diatas. Berarti, bagaimana dengan orang yang sudah memiliki frame buruk lalu ia mendapat hidayah dari Allah bahwa frame tersebut tidak baik baginya. Nah, ini bisa dijawab dengan cerita seorang pembunuh yang telah membunuh sembilan puluh sembilan kali. Disaat ia ingin bertaubat, ia menemui seorang ustadz dengan harapan ustadz tersebut dapat memberikannya solusi. Tetapi, ustadz tersebut malah mengatakan bahwa taubat ia tidak akan diterima oleh Allah karena ia telah membunuh sembilan puluh sembilan kali. Maka ia bunuh juga ustadz tersebut karena emosi yang meluap yang juga menggenapkan pembunuhannya menjadi seratus kali. Setelah membunuh ustadz tersebut, ia sadar dan kembali menyesal. Lalu ia bertemu dengan ustadz lainnya dan menceritakan kisahnya. Ustadz yang satu ini mengatakan bahwa Allah Maha Pemaaf bagi hamba-Nya yang bertaubat. Tetapi jika ia ingin serius untuk mendapatkan ampunan Allah, maka ia harus pindah ke kampung seberang. Namun, dipertengahan jalan ia meninggal.

Memang, setiap ruh itu akan menyatu dengan ruh yang dikenalinya. Tetapi, lingkungan juga berpengaruh besar. Pun, lamanya perubahan juga bergantung pada seberapa besar perbedaan antara sifat ruh orang tersebut dengan sifat lingkungan barunya. Saat seorang anak yang sangat aktif bermain, ditempatkan bersama anak-anak yang fokus dalam belajar dan sedikit bermain, anak tersebut tidak akan bisa bermain bebas seperti sebelumnya karena tidak ada teman bermain. Lama-kelamaan, anak tersebut akan terbawa dengan sifat anak-anak lainnya yang menjadikan anak tersebut seorang pembelajar yang sedikit bermain.
Tetapi, kebanyakan orang yang berada di lingkungan barunya, akan cenderung mencari orang-orang yang sepergaulan atau sekomunitas dengannya. Hal tersebut-lah yang menjadikan sifatnya tetap seperti itu. Karena memang hal tersebut-lah yang membuat ia nyaman. Maka dari itu, orang sulit untuk berubah. Karena ia harus melawan dirinya sendiri. Saat ia ingin berhenti merokok, ya harus dimulai dengan mengurangi interaksi dengan perokok seraya mendekatkan diri dengan orang-orang yang tidak merokok. Saat kita ingin menjadi pribadi yang baik, berteman-lah dengan orang-orang yang berkepribadian baik. Saat kita ingin menjadi seorang penghafal qur'an, berteman-lah dengan orang-orang penghafal qur'an. Tentunya, jangan lupa sebelumnya untuk mengazzamkan dengan kuat dalam hati dan minta pertolongan Allah agar bisa didekatkan dengan orang-orang tersebut. In syaa Allah engkau akan menjadi ruh yang baik pula dan bisa berkumpul dengan komunitas lingkaran surga nantinya.

Pun juga saat kita ingin memilih pasangan hidup. Tidak perlu terlalu "kepo" berlebihan terhadap doi. Cukup cari tahu, dengan siapa saja ia berteman. Orang baik kah? Orang jahat kah? Atau para penghafal qur'an? Bagaimana sifat teman-teman dekat doi. Juga dengan mengenali orang tuanya. Karena, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Seperti seorang sahabat nabi yang bernama Qais ibn Sa'd ibn 'Ubadah yang mewarisi sifat kedermawanan ayahnya, Sa'd ibn 'Ubadah. Atau Aisyah R.A yang mewarisi sifat shidiq ayahnya, Abu Bakar R.A.

Jadi, jika engkau ingin bergabung dengan para penghuni surga, bergabunglah didalam lingkaran mereka. Jadikan engkau pantas berada dalam komunitas mereka. Jangan biarkan dirimu dalam frame yang buruk. Lawan dirimu sendiri untuk mendapatkan gelar sebagai anggota komunitas lingkaran surga. Wallahua'lam, semoga artikel ini bermanfaat. :)

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (Q.S. Ali Imran: 8)

Kharis Mukhifullah, F-11100002
Alumni SMAN 5 Bekasi 2010
FT UI 2010

FORMASI (Forum Alumni Muslim SMAN 5 Bekasi)
Semangat Bersahabat!
#Edisi10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar